
A. Berdasarkan penampilan luar.Menurut Siti Nuramaliati, berdasar
tingkat kesulitan untuk membedakan jenis kelamin lovebird (dan burung
secara umum) maka dapat dibedakan 3 kelompok lovebird. Ketiga kelompok
tersebut adalah kelompok dimorfik (jenis kelaminnya sangat jelas dapar
dibedakan), kelompok intermediate (jenis kelaminnya agak sulit dibedakan
dari penampilan burung), dan kelompok lovebird kacamata (perbedaan
jenis kelaminnya tidak konsisten). Namun secara umum pada banyak jenis
lovebird relatif mudah dibedakan jenis kelaminnya dengan melihat pada
penampilan luarnya.
a. Kelompok lovebird dimorfik Beberapa jenis lovebird yang termasuk
dalam kelompok dimorfik di antaranya lovebird abisinia, lovebird
madagaskar dan lovebird muka merah.
1. Lovebird abisinia (Agapornis taranta) – Lovebird jantan berat
badan 65 gram, dahi berwarna merah. – Lovebird betina berat badan 55
gram, dahi berwarna hijau.
2. Lovebird madagaskar (Agapornis cana) – Tidak ada perbedaan berat
badan antara lovebird jantan dan lovebird betina. – Lovebird jantan
kepala dan leher berwarna abu-abu – Lovebird betina bulu tubuh
keseluruhannya berwarna hijau
3. Lovebird muka merah (Agapornis pullaria) – Lovebird jantan: dahi
dan muka berwarna merah-oranye, tunggir (bulu di atas pantat, di bawah
ujung lipatan sayap) berwarna biru muda, bulu terbang dan bagian bawah
bulu sayap berwarna hitam. – Lovebird betina dahi dan muka lebih
didominasi warna oranye dibandingkan warna merah, bagian bulu penutup
sayap berwarna hijau dan di tepi sayap berwarna kekuningan.
b. Kelompok intermediate Dua jenis lovebird yang termasuk dalam
kelompok intermediate adalah lovebird black collared dan lovebird muka
salem.
1. Lovebird black collared (Agapornis swinderniana) Lovebird jantan
dan betina sangat sulit dibedakan dan tampak serupa dalam penampilan
luarnya. 2. Lovebird jantan dan betina serupa dalam penampilannya,
meskipun pada umumnya lovebird betina mempunyai bulu di bagian kepala
dengan warna yang lebih pucat.
c. Kelompok lovebird kacamata Empat jenis lovebird yang termasuk
dalam kelompok lovebird kacamata adalah lovebird nyasa (Agapornis
lilianae), lovebird pipi hitam (Agapornis nigrigenis), lovebird topeng
(Agapornis personata), lovebird fischer (Agapornis ficheri).
Keempat jenis lovebird ini sangat sulit dibedakan antara jantan dan
betina. Meskipun demikian ada sedikit perbedaan berat badan antara
jantan dan betinanya. Satu keunikan dari lovebird kelompok kacamata
adalah pada saat menjelang musim berkembangbiak burung betina akan
membawa bahan sarang di bawah bulu tunggir dan bulu punggung bagian
bawah.
B. Membedakan jenis kelamin tidak berdasarkan penampilan luar.
Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya
berdasarkan penampilan luarnya yang spesifik maka akan sulit untuk
membedakan lovebird jantan dan lovebird betina. Pada kejadian ini makan
ada beberapa cara untuk digunakan memnedakan lovebird jantan dan
lovebird betina.
a. Bentuk tubuh. Lovebird betina cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat. Namun kriteria ini tidak mutlak sifatnya.
b. Warna Lovebird jantan mempunyai warna yang lebuh terang dari
lovebird betina. Meskipun demikian hal itu tidak selalu benar karena
warna bulu juga tergantung pada makanan, iklim, dan variasi geografis.
c. Cara bertengger Lovebird betina bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar dibandingkan lovebird jantan.
d. Bentuk ekor Lovebird betina mempunyai ekor dengan bentuk lebih
rata dibandingkan pada ekor lovebird jantan yang berbentuk agak
meruncing.
e. Membangun sarang Kegiatan membangung sarang lebih intensif
dilakukan oleh lovebird betina ketimbang jantan. Lovebird
menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan batang yang lebih
tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya
untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird
betina. Namu hal ini juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang
juga aktif mengumpulkan bahan sarang.
f. Perabaan pada tulang pubis (supit urang). Lovebird memiliki dua
tulang pubis (supit urang) pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang
biak, tulang pubis lovebird betina menjadi lebih elastic dan jarak
antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormone.
Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada lovebird
jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan
ini hanya dapat digunakan bila kegiatan seksual lovebird betina dengan
aktif.
g. Pemeriksaan dengan alat laparoscopy Untuk mengetahui jenis kelamin
lovebird juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat laparoscopy.
Lovebird yang akan diperiksa jenis kelaminnya harus dibius dulu. Setelah
itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh burung di antara
tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian yang
dioperasi itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya
ovary (indung telur). Jika ada ovari maka lovebird tersebut dipastikan
betina. Cara ini hanya bisa dilakukan jika burung sudah dewasa.
h. Pemeriksaan DNA Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin lovebird
adalah dengan menguji DNA yang dapat diperoleh dari darah atau bulu
burung. Setelah DNA diekstrak dengan larutan tertentu dan proses lebih
lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid. Apabila dalam foto
tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat dipastikan
berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu
bias dipastikan jantan.
Cara ini dianggap lebih cepat dan hasilnya lebih akurat. Namun biaya
uji DNA sangat mahal. Selain itu di Indonesia belum banyak laboratorium
yang menawarkan jasanyan untuk memeriksa jenis kelamin burung dengan uji
DNA.
Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan antara jantan dan
betinanya berdasarkan bentuk tubuh dan warna bulunya sering terjadi
kesulitan untuk memperoleh pasangan yang sesuai,.
Sering terlihat dua ekor jantan berperilaku seperti pasangan lovebird
yang berlainan jenis. Hal yang sama juga terjadi pada dua lovebird
betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina ini apabila bertelur maka
jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang normal, tetapi
telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika dierami.
Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina
adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena
perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi
pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar
karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan untuk
menarik perhatian si jantan.
Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang
lebih kecil ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa
lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar dengan paruh yang lebih
runcing.
Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina
adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena
perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi
pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar
karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan untuk
menarik perhatian si jantan. Juga tidak benar bahwa lovebird betina
memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan.
Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih
lebar dengan paruh yang lebih runcing.
Cara memilih burung lovebird
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung lovebird:
Cara memilih burung lovebird
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung lovebird:
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar, panjang dan terlihat kokoh.
Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor.
Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar